Selasa, 28 April 2015

Filsafat ilmu Pengetahuan

Filsafat ilmu Pengetahuan

Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secarasubstansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapatdipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmumemperkuat keberadaan filsafat.

Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkandalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahunmempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagaiacuan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuanyang mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alamuntuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup. Kini ilmu telahtercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umatmanusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu dan teknologi menjadibencana bagi kehidupan manusia, seperti pemanasan global dandehumanisasi.


Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peranmanusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budakilmu dan teknologi

Oleh karena itu, filsafat ilmu mencoba mengembalikan roh dan nilailuhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupanmanusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologiadalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan

Filsafat ilmu diberikan sebagai pengetahuan bagi orang yang inginmendalami hakikat ilmu dan kaitannya dengan pengetahuanlainnya. Bahan yang diberikan tidak ditujukan untuk menjadi ahlifilsafat

Dalam masyarakat religius, ilmu dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan, karena sumber ilmuyang hakiki adalah Tuhan. Manusia diberi daya fikir oleh Tuhan, dandengan daya fikir inilah manusia menemukan teori-teori ilmiah danteknologi

Pengaruh agama yang kaku dan dogmatis kadangkala menghambatperkembangan ilmu. Oleh karenanya diperlukan kecerdasan dankejelian dalam memahami kebenaran ilmiah dengan sistem nilaidalam agama, agar keduanya tidak saling bertentangan

Dalam filsafat ilmu, ilmu akan dijelaskan secara filosofis danakademis sehingga ilmu dan teknologi tidak tercerabut dari nilaiagama, kemanusiaan dan lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmuakan memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap ilmu


Makna Filsafat dari Segi Bahasa

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belandadan Jerman), serta philosophy (Inggris).

Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan (menjadi kata benda) atau induk darisegala ilmu pengetahuan.
  • Phytagoras (572 -497 SM) ditahbiskan sebagaiorang pertama yang memakai kata philosopia yang berarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri
  • Plato (427- 347 SM) mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapaikebenaran yang hakiki lewat dialektika
  • Aristoteles (382 – 322 SM) mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentangkebenaran
  • Al- Farabi (870 – 950) mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan hakekat alam yang sebenarnya
  • Descartes (1590 – 1650) mendefinisikan filsafat sebagaikumpulan ilmu pengetahuan tentang tuhan, alam dan manusia
  • Immanuel Kant (1724 – 1804) mendefinisikan filsafatsebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok danpangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant adaempat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui? (metafisika ), apa yang seharusnya diketahui manusia ? (etika), sampai dimana harapan manusia? (agama) dan apakah manusia itu ? (antropologi)
  • Merriam-Webster dalam kamusnya filsafat adalah literally the love of wisdom, in the actual usage, the science that investigates the most general facts and prinsciplesof reality and human nature and conduct: logic, ethics, aesthetics and the theory of knowledge

Kesimpulannya
Kenyataannya semua definisi filsafat di atas tidak pernahdapat menampilkan pengertian yang sempurna karenasetiap orang selalu berbeda cara dan gaya dalammendefinisikan suatu masalah. Definisi dan pengertiantidak akan menyesatkan selama kita memandangnyasebagai cara pengenalan awal atau sementara untukmencapai kesempurnaan lebih lanjut.

Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakekatkebenaran segala sesuatu. Dengan bantuan filsafat, manusia berusaha menangkap makna, hakekat, hikmahdari setiap pemikran, realitas dan kejadian.

Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih jernih, mendasar dan bijaksana dalam berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan mengambil kesimpulan.

Pendekatan Filsafat dalam Memperoleh  Ilmu

Pada zaman Plato sampai pada masa Al- Kindi, batasantara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakantidak ada. Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasaisemua ilmu pengetahuan. Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang didukung oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkandengan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumisedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis. Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal initidak dapat diperoleh dalam ilmu.Sehingga filsafat dapatditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusiatidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.
Ilmu bersifat pasteriori (kesimpulan ditarik setelah melakukan pengujian secara berulang), sedangkan filsafat bersifat priori (kesimpulan ditarik tanpa pengujian tetapi pemikiran dan perenungan).
Keduanya sama-sama menggunakan aktivitas berfikir, walaupun cara berfikirnya berbeda. Keduanya jugasama-sama mencari kebenaran. Kebenaran filsafattidak dapat dibuktikan oleh filsafat sendiri tetapi hanyadapat dibuktikan oleh teori keilmuan melalui observasiataupun eksperimen untuk mendapatkan justifikasi.

Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan daritemuan filosofis melalui berbagai observasi daneksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu. Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnyasuatu ilmu, oleh karena itu filsafat disebut juga sebagaiinduk ilmu (mother of science). Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplinfilsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu pengetahuan.

Ciri Berfikir Berfikir Filsafat

Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:
  • Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai ke akar permasalahannya.
  • Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkahdemi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuhtanggung jawab.
  • Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbataspada bagian tertentu tetapi mencakup seleuruh aspek.
  • Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaranyang perlu pengujian untuk memberikan buktikebenaran yang difikirkannya

Cabang Filsafat

Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu:
  • Logika (hal yang benar dan salah)
  • Etika (hal yang baik dan buruk)
  • Estetika (hal yang indah dan jelek)
  • Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran, dan kaitannya
  • Politik (organisasi pemerintahan yang ideal)Kelima cabang ini berkembang lagi menjadicabang-cabang filsafat yang lebih spesifik

Pengertian Filsafat Ilmu

  • Filsafat Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi(filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah).
  • Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengertibenar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).
  • Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalahpengetahuan tentang suatu bidang yang tersusunsecara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejalatertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)

PENGETAHUAN DAN KEBENARAN

  • Dalam Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaanyang benar (knowledge is justified true belief).
  • Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apayang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai.
  • Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan ataukontradiksi.
  • Pengetahuan merupakan hasil suatu prosesatau pengalaman yang sadar
Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampumenangkap alam dan kehidupannya sertamengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:
  1. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup
  2. Mengembangkan arti kehidupan
  3. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
  4. Mencapai tujuan hidup.
Binatangpun mempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival)

Jenis Pengetahuan

Pengetahuan biasa (common sense) yang digunakan terutamauntuk kehidupan sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
  • Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperolehdengan cara khusus, bukan hanya untuk digunakan saja tetapiingin mengetahui lebih dalam dan luas untuk mengetahuikebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman.
  • Pengetahuan filsafat , adalah pengetahuan yang tidak mengenalbatas, sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalamdan hakiki sampai di luar dan di atas pengalaman biasa.
  • Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dariTuhan lewat para Nabi dan Rosul-Nya. Pengetahuan ini bersifatmutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama

Gejala Mengetahui

Pada suatu saat, manusia ingin mengetahui sesuatu tentang dirinya, duniasekitarnya, orang lain, yang baik dan yang buruk, yang indah dan jelek, dan macam-macam lagi. Jika ingin mengetahui sesuatu, tentu ada suatu dorongan dari dalam dirimanusia yang mengajukan pertanyaan yang perlu jawaban yang memuaskan keingintahuannya. Dorongan itu disebut rasa ingin mengetahui.

Sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang tidak benar adalah kekeliruan. Keliru seringkali lebih jelek daripada tidaktahu. Pengetahuian yang keliru dijadikan tindakan/perbuatan akanmenghasilkan kekeliruan, kesalahan dan malapetaka. Sasaran atau objek yang ingin diketahui adalah sesuatu yang ada, yang mungkin ada, yang pernah ada dan sesuatu yang mengadakan. Dengan demikian manusia dirangsang keingintahuannya oleh alam sekitarnyamelalui indranya dan pengalamannya. Hasil gejala mengetahui adalah manusia mengetahui secara sadar bahwadia telah mengetahui
Kelompok Manusia
  • Manusia tahu, bahwa ia tahu
  • Manusia tahu, bahwa ia tidak tahu
  • Manusia tidak tahu, bahwa ia tahu
  • Manusia tidak tahu, bahwa ia tidak tahu.
Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh manusia itu sebenarnya baruada, kalau manusia itu sudah mengambilkesimpulan dari berbagai pengalamannyabahwa objek yang ingin diketahuinya itusudah benar-benar diketahui

Pengetahuan Ilmiah

  • Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu (Science) pada dasarnyamerupakan usaha untuk mengorganisasikan danmensistematisasikan common sense, suatupengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan dengan suatupemikiran cermat dan seksama dengan menggunakanberbagai metode.
  • Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memberimakna terhadap gejala dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi.
  • Ilmu harus bersifat objektif, karena dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakanpemikiran logik dan netral

Berbagai Pengertian Ilmu 
  • Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalahpengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.
  • Paul Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitasmanusia yang dengan melakukannya umat manusiamemperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebihlengkap dan cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuanyang meningkat untuk menyesuaikan dirinya danmengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnyasendiri.
  • S. Hornby mengartikan ilmu sebagai susunan ataukumpulan pengetahuan yang diperoleh melaluipenelitian dan percobaan dari fakta-fakta.
  • Poincare, menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidahdalam arti definisi yang tersembunyi

Hakekat Pengetahuan

Ada dua teori yang digunakan untuk mengetahui hakekat Pengetahuan:
  1. Realisme, teori ini mempunyai pandangan realististerhadap alam. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata.
  2. Idealisme, teori ini menerangkan bahwa pengetahuanadalah proses-proses mental/psikologis yang bersifatsubjektif. Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurutpendapat atau penglihatan orang yang mengalami danmengetahuinya. Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta.
Sebenarnya realisme dan idealisme mempunyaikelemahan-kelemahan tertentu


Sumber PengetahuanPengetahuan
Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
  1. Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman (empereikos = pengalaman). Dalam hal ini harusada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek) dancara mengetahui (pengalaman). Tokoh yang terkenal: John Locke (1632 – 1704), George Barkeley (1685 -1753) dan David Hume.
  2. Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakandasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukungoleh fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1596 – 1650, Baruch Spinoza (1632 – 1677) dan Gottried Leibniz (1646 – 1716).
  3. Intuisi. Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses pernalaran tertentu. Henry Bergsonmenganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal.
  4. Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melaluihambanya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlahpengetahuan baik yang terjangkau atau pun tidak terjangkau oleh manusia

Ukuran Kebenaran

Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untukmenemukan kebenaran. Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentubenar bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau kriteriakebenaran.
  • Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemologi(berkaitan dengan pengetahuan), kebenaran ontologis(berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan), dan kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dantutur kata) 
  • Ada 4 teori kebenaran : yaitu teori Korespondensi, Teori Koherensi, Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Ilahiah atau agama
Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi padakebenaran faktual, dan teori fragmatismefungsional pada fungsi dan kegunaankebenaran itu sendiri.
Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitupertama, seluruh teori melibatkan logika, baiklogika formal maupun material (deduktif daninduktif), kedua melibatkan bahasa untukmenguji kebenaran itu, dan ketigamenggunakan pengalaman untuk mengetahuikebenaran itu

Teori Korespondensi

Teori korespondensi (Correspondence Theory of Truth) menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar ituterbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh pernyataan/pendapat tersebut.
Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual.Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu pernyataan (statement), persesuaian (agreement), situasi (situation), kenyataan (realitas) dan putusan (judgement). Kebenaran adalah fidelity to objective reality. Atau dengan bahasa latinnya: edaequatiointelectuset rei (kesesesuaian pikiran dengankenyataan)

Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles danMoore. Dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas Aquinas di abad skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad Modern. Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teorikorespondensi ini

Teori Koherensi

Teori koherensi (The Coherence Theory of Truth) menganggap suatupernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koherendan konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itudilaksanakan atas petimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.
Rumusan kebenaran adalah, truth is a systematic coherence, dan truth is consistency.
Jika A = B dan B = C, maka A = C.
Logika matematik yang deduktif memakai teori kebenaran koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premisyang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus-rasionalis dan idealis. Teori ini sudah ada sejak pra Socrates, kemudian dikembangkan olehBenedictus Spinoza dan George Hegel.

Suatu teori dianggap benar apabila telah dibuktikan (justifikasi) benar dantahan uji (testable). Kalau teori ini bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur ataubatal dengan sendirinya

Teori Pragmatisme

Teori pragmatisme (the pragmatic theory of truth) menganggapsuatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bilamemiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengankegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), dan akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak adakebenaran yang mutlak/tetap, kebenarannya tergantung padakerja, manfaat dan akibatnya
Akibat/hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah:
  1. Sesuai dengan keinginan dan tujuan
  2. Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen
  3. Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis(ada).
Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari para filsup Amerika. Tokohnya adalah Charles S. Pierce (1839 – 1914) dandiikuti oleh William James dan John Dewey ( 1859 – 1952 ).

Agama sebagai teori kebenaran

Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan akal, budi, fakta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dapatmencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuaidan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagaipenentu kebenaran mutlak. Agama dengan kitab suci dan haditsnya dapatmemberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran

apa itu Pengetahuan atau Knowledge?

Pada dasarnya informasi berbeda dengan pengetahuan. Berikut adalah beberapa ragam definisi tentang pengetahuan yang ada dalam referensi, diantaranya:
  • Pengetahuan merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi (Thomas Davenport, 1998)
  • Drucker (1998) mendefinisikan pengetahuan sebagai informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang. Hal ini terjadi karena informasi tersebut menjadi dasar seseorang untuk bertindak, dimana pengetahuan tersebut akan memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dibandingkan tindakan seseorang yang tidak memiliki pengetahuan.
  • Probst, et al, (2003) mendefinisikan pengetahuan merupakan seluruh kesadaran dan keterampilan yang digunakan individu untuk memecahkan masalah. Pengetahuan mencakup teori maupun praktis, aturan sehari-hari atau petunjuk untuk bertindak.
  • Kakabadse, et al, ((2003) mendefinisikan pengetahuan sebagai: “justified true belief” is which people belive and values basis of the meaningful and organized accumulation of information through experience, communication, or inference. Karena itu, pengetahuan bersifat unik, tergantung pada kuantitas dan kualitas yang dimiliki manusia, atau sekelompok karyawan yang ada dalam sebuah organisasi. 
 demikian sekilas tentang Filsafat ilmu Pengetahuan, semoga bermanfaat.

1 komentar: