Rabu, 13 April 2016

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Provinsi Bali

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Provinsi Bali

LATAR BELAKANG

Dalam sebuah negara pasti tidak akan terlepas dari aktivitas-aktivitas perekonomian. Aktivitas perekonomian ini terjadi dalam setiap bentuk aktivitas kehidupan dan terjadi pada semua kalangan masyarakat, baik masyarakat menengah ke bawah maupun pada masyarakat kalangan atas. Dalam pelaksanaannya, perekonomian selalu menimbulkan permasalahan. Terlebih lagi dalam pelaksanaannya di sebuah negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Indonesia merupakan daerah kepulauan yang mempunyai ribuan pulau dan mempunyai 34 provinsi. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan ciri khas tersendiri meliputi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya, adat-istiadat, jumlah dan kepadatan penduduk, mutu sumberdaya manusia, letak geografis, serta sarana dan prasarana yang tersedia di setiap daerah. Perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh pada kemampuan tumbuh masing-masing daerah, sehingga membuat pembangunan di sebagian daerah tumbuh lebih cepat daripada pembangunan daerah lainnya. Kemampuan tumbuh yang berbeda ini juga diikuti oleh perbedaan pola pembangunan ekonomi yang kemudian menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah.

Eksternalitas

Eksternalitas

I.    LATAR BELAKANG

Masalah dalam ekonomi adalah keterbatasan sumber daya (scarcity), sehingga dengan pandangan tersebut, maka ilmu ekonomi mempelajari bagaimana alokasi sumber daya agar efisien, bagaimana keputusan ekonomi diambil oleh para pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhan melalui kompetisi pasar. Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien bila asumsi-asumsinya terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar berbentuk persaingan sempurna, dan barang bersifat privat.
Namun kenyataannya, asumsi-asumsi ideal tersebut sulit terpenuhi. Akibatnya, terjadilah kegagalan pasar dimana mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat dan diantaranya disebabkan oleh eksternalitas. Ketika terjadi eksternalitas, harga pasar tidak mencerminkan biaya sosial marjinal (marginal social cost) ataupun manfaat sosial marjinal (marginal social benefit) sehingga menimbulkan inefisiensi dalam alokasi sumber daya. Eksternalitas dapat dijelaskan dalam kurva berikut ini :
Gambar 1.1
Eksternalitas
Marginal private cost digambarkan dengan kurva MPC, dimana equilibrium diperoleh pada perpotongan antara kurva MSB (marginal social benefit) dengan kurva MPC yaitu pada kuantitas QA dan harga PA. Private cost perusahaan atau individu tidak selalu sama dengan total cost masyarakat (social cost) untuk produk, jasa, atau kegiatan yang dihasilkan, digambarkan dengan kurva MSC (marginal social cost). Perbedaan antara private cost dan social cost dari produk, jasa, atau kegiatan ini disebut external cost, digambarkan dengan kurva MEC (marginal external cost). Pencemaran adalah salah satu external cost dari produk. External cost secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa, tetapi tidak dibebankan langsung oleh produsen. Ketika external cost muncul karena biaya lingkungan yang tidak dibayar, dapat mengakibatkan kegagalan pasar dan inefisiensi ekonomi.